Dewi Melodi

Dewi Melodi

Jogja, merupakan kota yang tenang dan damai. Sore itu gue sedang bersama dengan Badae dan Encil di Kos Encil. Kos Encil sangat khas dengan ciri bangunan kuno, nuansa vintage membuat suasana menjadi lebih nyaman untuk bersantai. Kita nongkrong di teras kos Encil dan sedang bersantai sambil mendengarkan lagu ‘Payung Teduh’ dari HP Encil. Gue baru pertama kali denger lagu Payung Teduh. Encil sebenernya adalah temen lama di Kampus gue saat semester awal (temen OSPEK). Encil sendiri pindah kampus sejak semester 3 ke Universitas Swasta. Alasan pindah karena jurusan di Kampus yang sebelumnya kurang cocok. Encil adalah cewek berkacamata dengan postur agak lumayan sexy gemuk. Rambut Encil pendek sekitar sebahu dan agak bergembel eh maksudnya bergelombang. Encil sedang asyik membuka You Tube dan streaming video Payung Teduh yang berjudul ‘Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan’.

“Gile keren banget nih lagunya, simple liriknya tapi penuh makna!” kata gue ke Encil.

“Hahaha gue bilang apa Drie, lu suka akustikan gitu kan?” tanya Encil ke gue sambil liat video Payung Teduh di You Tube.

“Iya Cil, gimana kalau kita akustikan kayak gitu?” tanya gue balik ke Encil yang masih asyik liat video Payung Teduh di HP-nya.

“Ayok! Tangan gue udah gatel juga nih!” kata Badae tiba-tiba yang sejak tadi diam sambil liatin sekitaran kos, sibuk mencari-cari cewek kos temen Encil, berharap ada sosok bidadari yang keluar kamar. Dan Badae segera menerjangnya. Owh ya yang belum tau tentang Badae, dia itu temen deket gue seperti Patrik, hanya saja Badae ini tipe anak baperan kalau masalah cewek, kalau masalah skripsi cuek setengah mati bahkan nggak segera dimulai-mulai.

Walaupun gitu, dia punya kelebihan. Kelebihan dia jago banget main musik. Kelebihan lainnya adalah kelebihan berat badan, berat badan dia pernah mencapai 100 Kg (katanya udah turun 10KG). Badae orangnya kalau sama cewek sangat lunak, walau badannya besar dan kekar, didalamnya tersimpan hati yang lembut, selembut bulu landak, eh bulu badak (waduh).

“Hei, gue inget ada event nih di Kampus gue!” Encil tiba-tiba ngomong dan berhenti melihat video di HP-nya.

“Haah??” gue dan Badae masih melongo.

“Iya, ada acara kumpul bareng komunitas gitu, butuh band akustik buat ngisi acaranya.”

“OK, daftar aja.” Badae on fire.

“OK, gue SMS panitiannya.”

Gue bahkan masih melongo, tapi karena kelihatannya mereka berdua (Badae dan Encil) semangat ya gue ikutan aja. Gue juga masih bingung sejak kapan duo gendut (Badae dan Encil) ini sangat akrab, padahal mereka juga belum lama kenal, cuman emang Badae pernah gue ajak ke kos dia buat nongkrong 1-2 kali sebelumnya. Encil adalah temen gue yang enak diajak curhat, dia sangat keibuan bahkan wajahnya udah menyerupai emak-emak.

“Lagunya mau apa nih? Akustikan aja ya?” tanya gue ke Badae dan Encil.

“Iya akustik aja, bisa Ten 2 Five, D’ Cinnamons, Endah N Rhesa, atau mau Payung Teduh?” kata Encil coba kasih beberapa pilihan lagu ke gue dan Badae.

“Ten 2 Five aja gimana? Dibuat akustik, gue keyboardnya ya.” kata Badae.

“Oke, gue Gitar aja seperti biasa.” jawab gue datar.

“Judul lagunya?” tanya Encil

“Gimana kalau I Will Fly?” kata gue.

“Boleh tuh hehe, gue udah hafal liriknya malah.” kata Encil

Asal ceplos gue ngomong dan langsung disetujui sama Encil, Badae juga cuma ngikut-ngikut aja. Sepertinya memang mereka bersemangat sekali. Di kos Encil sendiri ada keyboard dan gitar, ternyata Encil sendiri hobi bermain musik.

Akhirnya kita langsung latihan di kos Encil saat itu juga, sesekali di depan kos Encil ada cewek-cewek manis lewat yang bikin gue gagal fokus! Badae juga matanya melirik-lirik nakal, hidungnya sampai mimisan saking napsongnya (yang ini tambahan) hehe.

Lumayan. Ternyata latihan kita nggak begitu hancur pada tahap awal. Menurut gue sendiri lagu yang simple memang asyik buat dinikmatin. Nggak harus rumit yang penting easy listening.


Rencana kita latihan selama 2 hari, jadi hari ini sama besok. Setelah berunding akhirnya kami sepakat akan membawakan dua lagu yaitu dari Ten 2 Five yang I will Fly dan satu lagi dari lagu D’Cinnamons yang berjudul Ku Yakin Cinta.

Hari ini latihan lumayan layak tampil, gue dan Badae akhirnya pamit, besok sudah langsung gladi bersih dan besoknya langsung hari H. Semoga besok cerah agar kita bisa latihan lagi dengan hati yang juga cerah hehe.
                                                              
                                                                               ***
            

Hari berganti hari tak terasa sudah sampai hari H. Pada gladi bersih tidak begitu ada kejadian yang menarik jadi gue skip aja biar cepet. Pagi hari sekitar pukul 08.00 gue udah stanby bersama dengan Encil dan Badae di lokasi event tersebut. Event tersebut terletak di dekat kampus Swasta yang cukup terkenal di Jogja.

Orang-orang mulai banyak yang berdatangan dan datang dari berbagai universitas. Ternyata ini memang acara yang cukup luas jangkauannya. Gue dan temen-temen mendaftar ulang di stan panitia yang ada di dekat pintu masuk dan diberikan kupon katanya Door Prize akan diundi pada akhir acara.

Saat datang musik-musik sudah diputar untuk meramaikan acara. Tempat ini tidak berbentuk panggung, ternyata berada di tengah bangunan yang modelnya mirip rumah Joglo. Sembari melihat sekitar, GPS Badae ternyata udah dari tadi aktif. Aktif mencari cewek kawaii bintang 5 maksudnya. Badae terlihat lengak-lengok liat cewek-cewek bening dari kampus lain. Badae sedang melihat cewek sambil minum es teh. Kakinya terlihat bergetar. Gue yakin didalam hatinya dia pengen kenalan salah satu cewek bening di tempat itu.

Saat pandangan Badae sudah fokus, dengan emosi dia membanting es teh itu ke dalam tong sampah. Lidah Badae menjulur ke mana-mana Bagaikan serigala yang siap menerkam mangsanya. Mata Badae sangat tajam bahkan saat gue menawarkan kentang goreng, kentang goreng tersebut terpotong-potong dengan sinar laser dari mata Badae. Gue belum sempet menyadarkan Badae yang terkena genjutsu cewek manis berbaju kuning di depan pandangannya, dia sudah ngacir menuju cewek tersebut. Gue akhirnya cuma memandang saat dia mendekati cewek tersebut.

Cewek berbaju kuning tersebut tengah asyik mengobrol dengan teman cewek lainnya. Ada dua orang, yang satunya lagi berbaju hijau tosca. Sepertinya cewek tersebut juga mau tampil dilihat dari kostum bajunya yang warna-warni. Gue amati cewek tersebut sangat sexy! Gue juga ikut deg-deg-an dan mata gue mendadak juga menjadi tajam! kacamata gue tidak dapat menahan tajamnya sinar laser yang keluar dari mata gue hingga pecah! (Anjay). Gue mengamati dari jauh kalau keadaan aman gue juga mau meluncur ke sana dan pura-pura tanya toilet, habis tanya toilet tanya nomer HP wkwkwk varah.

Badae akhirnya sudah berada di area zona cewek, harusnya area itu sudah cukup nyaman untuk ngobrol. Cewek yang berbaju tosca tampak bingung, sedangkan cewek yang berbaju kuning wajahnya agak jijik.

“Mbak...” kata Badae mengagetkan cewek berbaju kuning tersebut. Mungkin dalam hati cewek itu berkata, “Kyaaa monster badak!”

Cewek berbaju kuning itu masih terheran-heran dengan anggunya. Rambutnya berkibar-kibar seperti kuda liar namun tetep anggun. Anggun? ‘Aku? pakai sampo lain? Hahaha! Ups.’

“Ehh??” kata cewek itu ke Badae.

“Acara mulai jam berapa ya mbak?”

“Kurang tau juga mas, mungkin sebentar lagi.” kata cewek baju kuning.

“Owh... mbak minta pin BB dong.”

“Maaf nggak punya BB mas.” kata cewek baju kuning mulai keringat dingin.

“Owh gitu ya sudah mbak maaf ganggu ya hehe.” Badae meninggalkan TKP.

Anjay. Setelah itu tidak ada kelanjutan lagi. Badae langsung mundur dan langsung tepar karena hampir kehabisan oksigen.

“Hei Dae gimana?” tanya gue penasaran.

“Setelah gue lihat dari dekat, dia bukan tipe gue bro jelek! Haha.” kata Badae menghibur diri.

Ternyata selera Badae memang tingkat tinggi. Jam menunjukkan pukul 09.00. Akhirnya acara dimulai. MC nampak mulai menyambut kita semua, penonton maupun peserta yang akan tampil. Kami balas dengan ucapan ‘Selamat Pagi’ dan tentu saja tepuk tangan yang meriah.

Gue tertegun saat pertama MC acara tersebut menyapa kami semua. Gue melihat cewek putih mungil dengan gaya bicara asyik ala penyiar radio tersebut mengeluarkan suara yang membuat hati gue cenat-cenut. Gaya dia santai banget, nggak seperti cewek-cewek yang suka ngalis sampai alis mata tajam banget kayak celurit.

“Slamat pagi semua! Weekend hari ini sangat asyik terutama bila kita melihat acara yang so pasti keren banget!” kata MC cewek tersebut.

Kata-kata indah tersebut benar-benar melodi yang indah. Sebuat kalimat yang seperti menari-nari. Gue lihat MC tersebut membuat mata gue fokus ke dia! Yang lain buram (kayak kensa kamera aja). Gue yakin gue sedang jatuh cinta.

Setelah MC mempersilahkan ketua panitia acara memberi sambutan, akhirnya tiba disaat para peserta menampilkan kebolehannya. Ternyata acara yang tadi dibacakan MC bukan cuma tentang musik saja, ada dance dan berbagai kebolehan unjuk bakat. Sepertinya bakalan seru juga.

“Peserta pertama, kita tampilkan cewek-cewek cantik dari kampus kita, kita beri applause yang meriah untuk Five Holy Rain.” kata MC kepada para penonton.

Sesaat aura acara berubah, yang tadinya sepi pas sambutan ketua panitia, tiba-tiba menjadi makin ramai pada mengumpul di tengah. Tentu saja ramai karena area depan tempat pertunjukkan dipenuhi cowok-cowok yang wajahnya mencurigakan. Mereka antusias banget ramai-ramai maju ke depan panggung. Gue lihat wajah-wajah cowok mesum berdatangan, gue sendiri ada di barisan depan. Mungkin gue juga mesum eh mana mungkin? Gue kan cool! Hahaha (ketawa mesum).

Cewek-cewek dancer tersebut beranggotakan 5 orang yang bener-bener cantik. Dua diantaranya berbaju kuning dan hijau tosca. Tidak lain mereka adalah cewek-cewek yang ditanyain Badae tadi. Tiga diantarannya berbaju pink, biru muda dan putih. Mereka menari dengan istimewa. Tarian mereka sangat energik dan terasa cocok dengan musik yang nge-beat.

Gue lihat para cowok-cowok yang di depan ada yang terlihat sedang melongo. Ada juga yang girang. Gue cuma dengan stay cool aja menyaksikan penampilan mereka. Padahal dalam hati gue pengen jingkrak-jingkrak bareng cewek-cewek hot itu (waduh tobat Drie tobat).

Penampilan Five Holy Rain ini memang sudah meng-hipnotis para penontonnya. Membuat para penonton rindu akan hujan kasih sayang. Terutama para jones (jomblo ngenes).

Tiba-tiba lagu selesai dan gerakan terhenti dengan gaya menawan. Tepukan para penonton mewarnai kemeriahan pada peserta pertama ini.

Selanjutnya MC membacakan peserta berikutnya yang akan tampil yaitu D’Vounda, band ini sepertinya mengusung aliran jazz dari style-nya. Vokalisnya cowok memakai topi ala Tompi. Beberapa personel lain juga terlihat memakai kemeja yang casual banget, mereka nampak sedang menyiapkan alat-alat yang mereka bawa sendiri. Ada salah satu cowok berkacamata yang sedang men-setting effect untuk gitarnya Gibson: Jazz Archtop Semi Acoustic. Sumvah gitar ini keren banget, gue cuma bawa gitar klasik kesayangan yang nggak gitu mahal, ini juga punya karena tuntutan kuliah di urusan musik.

Jesss... aliran lagu yang sangat enak untuk didengar. Memang benar mereka membawakan lagu Jazz. Mereka membawakan lagu dari Tompi dan Sandy Sandoro. Mereka membawakan lagu dengan sangat enjoy dari awal hingga akhir. Tepukan meriah mengakhiri penampilan mereka yang keren abis.Beberapa cewek tampak tertarik melihat salah satu keyboardist band tersebut soalnya ganteng, tapi jangan tanya gantengnya seperti apa jelas masih dibawah gue! Hahaha (ketawa maksa).

Band demi band telah tampil dan gue masih nunggu kapan gue tampil. Gue baru inget kalau nama band gue dan Badae pasrahin sama Encil mau kasih nama apa. Gue akhirnya tanya sama Encil yang sedang duduk di samping gue dan Badae. Encil terlihat asyik sedang main HP-nya.

“Cil...btw nama band kita apa sih?” tanya gue penasaran.

“Owh itu namanya Bintang Tamu.” kata Encil antusias.

“What?” gue melongo.

“Hehehe kenapa jelek ya?.” tanya Encil.

“Cil... gue tanya nama band kita, band kita! Gue baru tau kalau kita jadi bintang tamu, gue kira cuma peserta biasa yang ngisi acara seperti lainnya.”

“Ya itu nama band kita Drie! Band Bintang Tamu!” kata Encil memperjelas nama band kita.

“Anjirr... pede banget yak nama bandnya.” gue pasrah dengan nama band yang super aneh ini.

Saat masuk untuk daftar ulang kita diberi ID Card, gue liat di ID Card Encil ada no 15, itu tandanya setelah band yang sedang kita tonton adalah gilaran band gue tampil. Yaps Band Bintang Tamu.

Tak lama kemudian penampilan ke-14 band dari Universitas Negeri sudah selesai, sekarang gilirang band gue, yang tentu personilnya gabungan antara Universitas Negeri dan Swasta.

“OK sekarang kita sambut penampilan dari Band Bintang Tamu!” teriak MC tersebut.

Semua mengira kami adalah band bintang tamu. Kita akhirnya maju ke tengah, tempat perform. Gue untuk pertama kali melihat MC tersebut dari dekat dan gue makin grogi. Gue jadi kurang fokus waktu masang alat-alat karena melihat kecantikan mbak MC ini.

Jreeeng. Gue mulai memetik senar gitar bersamaan dan disambung melodi yang dimainkan oleh keyboard Badae. Lagu pertama dari Ten 2 Five – I Wil Fly. Encil langsung mulai menyanyi setelah intro. Awal dia menyanyi tampak agak grogi, tapi begitu sampai refren Encil tampak lebih percaya diri.

...i will fly into your arms

and be with you til the end of time

why are you so far away

you know it's very hard for me

to get myself close to you...

Encil makin enjoy dengan perfrom-nya. Sesaat gue melihat MC di samping panggung, bola mata kami sempat bertemu dan gue sempat nyaris salah kunci. Gue berusaha fokus. Cewek MC tersebut malah asyik ngobrol dengan temen cewek lainnya. Gue merasa di kacangin. Nyesek. Badae terlihat lancar banget mainnya, sepertinya masalah tadi pagi nggak Badae hiraukan.

Menuju lagu ke dua, tampak dari samping MC kawaii tadi masih duduk, kali ini dia mengeluarkan kamera saku dan selfi dengan temannya. Gue kira mau ngefoto band gue, ternyata hanya fantasi gue saja.

“Heh Drie!” Badae memberi kode ke gue.

Ternyata gue sampai lupa mulai lagu ke dua. Gue semacam melamun sesaat. Gue mulai fokus lagi. Lagu ke dua dari D’Cinnamons – Ku Yakin Cinta. Gue mengetuk body gitar 3 kali dan mnggenjreng gitar. Tuk tuk tuk... jreng...

Kudatang, mencari satu alasan,

Tuk menepis semua keraguan di dalam hatiku ini...

Benarkah, bahwa cinta mampu mengobati segala rasa sakitku ini,

Ingin kupercaya, ingin kupercaya...

Kau bilang cinta slalu mengerti...

Kau bilang cinta tak salah...

Kau bilang cinta kan saling percaya

Nanana... Oohh...

Kita menampilkan pertunjukkan kita dengan penuh semangat. Wajah Encil nampak bahagia, wajah Badae tampak cengar-cengir kayak orang gila dan wajah gue nampak bersih semacam piring habis dicuci.

Melihat MC tadi, gue amati sepertinya belum punya pacar. Pokoknya selesai tampil ini gue bertekad bakalan kenalan sama MC tersebut. Segala resiko gue bakalan tanggung. Lagu ini bener-bener menguatkan hati gue. ‘Ku Yakin Cinta’.

Akhirnya Encil menyelesaikan lirik lagu terakhir dengan mulus. Tepuk tangan para penoton mengakhiri performance dari kami. Selanjutnya gue tinggal menunggu acara sampai bagian terakhir yaitu undian Door Prize. Saat ini masih istirahat sebentar. Waktu menunjukkan pukul 12.20. Acara akan dimulai lagi pada pukul 13.00.

Gue mau modus deketin MC itu buat kenalan, mungkin gue bakalan tanya-tanya tentang hadiah utama yang katanya masih rahasia atau tentang lumba-lumba di laut yang unyu. Entah mau tanya pa penting gue harus berani tanya. Gue malah grogi dan pikiran gue kemana-mana nggak jelas. Pengen tanya apa aja mumpung lagi pada istirahat juga.

Tenaga udah berkumpul, tekat udah bulat. Gue berdiri dari kursi tempat duduk gue, meninggalkan Badae dan Encil yang sedang asyik ngobrol. Langkah kaki gue perlahan tapi pasti menuju MC yang sedang istirahat, duduk di samping pak kusir (loh). Mbak MC pakai baju hitam-putih lengan pendek dan celana jin abu-abu gelap. Gayanya memang sedikit tomboy, tapi jujur gue suka karena alis mbak MC ini nggak ditebalin sampai runcing-runcing.

Saat gue melangkah dan hampir sampai MC tiba-tiba dia diajak pergi sama temennya. Temen cewek yang diajak selfi tadi. Gue yang udah separuh jalan akhirnya tetap maju dan bergaya melihat sekitar, emang belum jodoh kali. Nyesek. Akhirnya gue kembali ke tempat duduk gue lagi.

“Ngapain Drie lu tadi mondar-mandir nggak jelas?” tanya Encil penasaran.

“Eh? Hehe tadi mau lihat-lihat hadiah aja sapa tau ada kaleng kerupuk hahaha.” gue gugup takut ketahuan niat busyuk-nya.

“Hmmm... mau caper sama si Dewi ya?” goda Encil ke gue.

“Hah? Lu kenal Cil?” gue malah baru sadar kalau namanya Dewi, soalnya MC tadi nggak memperkenalkan diri.

“Ya kan sejak awal daftar, gue hubungin dia Drie.”

“Weee?, ngobrol dong Cil...Ok gue minta pin dia ya? Boleh? Dia jomblo nggak?” gue tanya bertubi-tubi.

“Haduh gue nggak enak kasih kontak orang yang belum dia kenal... buka Facebook-nya aja ya? Nih gue kasih tau lu add aja.”

“Siap.”

Dan akhirnya singkat cerita gue add kontak dia. Berharap dia segera confirm. Setelah itu acara dilanjutkan kembali dengan pembagian Door Prize. Nomor gue ternyata muncul, gue naik ke atas panggung dan mbak MC ngasih gue bungkusan coklat.

“Nih buat lu gue kasih yang spesial, cocok buat elu hehe.”

“Wah makasih hehe.” Gue ketawa cool.

Gue seneng banget dia ngajak gue becanda, ternyata dia memang asyik orangnya sesuai dengan ekspektasi. Setelah itu gue duduk kembali, akhirnya gue buka bungkus berwarna coklat tersebut dan isinya adalah Sabun, Shampo dan piring. Sepertinya Dewi udah tau isi bungkusan-bungkusan tersebut dilihat dari cara bicara saat ngambil hadiah dan memilihkan bungkusan itu ke gue. Gue mikir sejenak perkataan Dewi tadi.

Gue emang butuh shampo, mungkin Dewi tadi liat rambut gue gembel akibat bertahun-tahun gue jarang sisiran. Sabun?? Ahh sudahlah semua orang butuh sabun pastinya, gue juga merasa rajin mandi. Apa jangan-jangan gue terlihat belum mandi?? Yang terakhir piring... mungkin gue terlihat kelaparan apalagi gue kurus... wah bener-bener penghinaan telak ini orang. Rasanya gue mengurungkan niat buat kenalan sama Dewi, tapi kalau belum dicoba gue belum tau hasilnya juga.

Acarapun akhirnya selesei dan kami semua pulang dengan kepuasan batin. Gue berharap gue bisa lebih kenal dan dekat dengan Dewi. Semoga dia confrim. Gue ingin bisa bertemu dan berjalan-jalan bersama menikmati indahnya kota Jogja bersama.

***

Hari berganti hari, nggak lama setelah gue add ternyata dia confirm juga. Setelah itu singkat cerita gue chat dia dan gue bilang kalau gue pernah ketemu dia pas event belum lama ini. Tentu saja karena dia merasa gue bukan cowok iseng nggak jelas (mungkin) akhirnya dia membalas chat gue dan gue girang.

Akhirnya kamipun mulai asyik chat. Hampir setiap hari kami chat dan becanda lewat FB. Setelah lama chat akhirnya gue pengen ngajak dia jalan (ngajak ketemu), sekalian gue mau ke toko buku buat cari referensi untuk salah satu mata kuliah gue.

Sebagai cowok yang berkompeten fokus di dunia fashion (versi anak kos), gue bakalan memperhatikan pertemuan pertama gue ini. Gue harus terlihat tamvan dan berani. Gue mandi dengan sabun spesial dan sampo mewah hadiah Door Prize kemarin (istimewa). Setelah mandi dan ganti baju, piring bening hadiah Door Prize pun bisa dijadikan kaca buat bercermin. Tidak ada yang terbuang sia-sia (dasar anak kos).

10 menit kemudian setelah semua siap. tepatnya sekitar jam 15.30 gue akhirnya berangkat dengan gaya casual. Gue berusaha secepat mungkin ke kos Dewi, ternyata kos dia nggak jauh dari kos gue. Sepertinya Tuhan mempermudah jalan gue tuk bertemu dengan Dewi. Sekitar 12 menitan gue akhirnya sampai di depan kos Dewi.

Terlihat Dewi udah di depan kos dengan baju merah dan celana jeans panjang seperti biasa, gue nggak nyangka kalau Dewi memang memakai baju apapun terlihat asyik, seperti gadis gaul dan gue terlihat gembel walau gue udah maksimal. Saat menjadi MC pun dia menggunakan pakaian biasa, mungkin memang style-nya seperti ini. Dewi tersenyum menyapa gue. Dan setelah itu Dewi menghampiri gue dan menyapa dengan suara ala penyiar radio.

“Bang, Malioboro ya.”

“Hahaha emang gue tukang ojek.”

“Hehehe becanda... mau kemana kita Drie?”

“Temeni gue cari buku dulu ya? Habis itu nongrong ke mana kek gitu yang asyik.”

“OK deh, gue ngikut lu aja.”

“Sipp, ambil helm langsung meluncur.”

Setelah itu kamipun akhirnya langsung tancap ke toko buku yang jaraknya cuma sekitar 5-7 menit dari kos Dewi. Di Jogja memang mau kemana-mana serba ada. Gue bener-bener betah di Jogja karena selain nyaman, mau kemana-mana semua ada. Tempat wisata juga banyak. Bule-bule yang cakep juga banyak, siap untuk diajak ngobrol buat tugas wawancara haha (jaman SMA).

Sesampainnya di toko buku gue dan Dewi melihat-lihat genre buku yang ada di tempat tersebut. Berbagai macam buku ada di tempat tersebut. Ada satu rak buku yang gue hampiri bergenre komedi. Gue tertarik untuk membaca gratis di tempat tersebut. Gue malah lupa sama tugas awal cari buku referensi buat kuliah, khususnya mata kuliah Etnomusikologi. Sambil cari-cari buku yang bagus gue ajak ngobrol Dewi biar dia nggak boring.

“Hei Dew lu hobinya emang nge-MC ya?” tanya gue sembari baca-baca buku komedi.

“.......” Dewi terdiam.

“Dew??”

“Ahh iya Drie hehe... tanya apa tadi??” tanya Dewi lagi yang sepertinya kurang fokus.

“Hobi lu Dew hobi...”

“Owh... gue hobi main basket hehe sorry ya lagi ada SMS dari temen nih.”

“Iya nggak apa-apa kok.”

Pantes kalau Dewi emang terlihat tomboy, ternyata dia emang cewek yang suka olahraga, terutama main bola basket. Asyik juga nih cewek, gaya apa adanya, cuman cueknya ini, gue merasa dikacangin. Padahal gue udah merasa dia orangnya cerewet dan asyik.

Di toko buku seperti ini gue jadi keinget dulu waktu awal-awal ke Jogja (baru masuk kuliah), gue dan Patrik baca-baca buku di rak yang bergenre komedi. Awalnya juga sama pengen cari buku referensi buat menunjang kegiatan belajar di kampus. Tiba-tiba Patrik cekikikan nggak jelas, gue akhirnya ditunjukkin sebuah komik karya mahasiswa di salah satu universitas negeri. Gue akhirnya baca dan cekikikan dan tangan Patrik malah mengenai buku-buku yang di rak sampai semua berjatuhan dan gue malu setengah mati dilihatin sama orang-orang disekitar situ. Setelah itu Patrik pun membeli bukunya.

Gue akhirnya mengajak Dewi untuk pindah sambil menunjuk rak buku bergenre musik. Gue perhatiin Dewi masih asyik dan sibuk memainkan HP sedari tadi. Gue paling nggak suka kalau ada cewek gue ajak main malah pikirannya kemana-mana. Kalau gini sama aja gue ke toko buku sendiri, belom lagi gue lihat dia senyam-senyum lihat HP dia. Gue dikacangin. Gue berusaha ajak ngobrol agar dia juga nggak mantengin HP mulu.

“Kenapa Dew kok senyam-senyum sendiri?”

“Ah hehe nggak kenapa-kenapa kok Drie.”

“Owh gitu OK.” gue mulai bad mood.

Btw sorry Drie, gue kok tiba-tiba ada acara, diajak main basket sama temen-temen malam ini, gue nggak bisa lama-lama ya?

“Yahh...OK deh kita pergi makan dulu yuk? Cari bukunya besok aja kalau gitu.”

“Gue udah makan kok Drie...”

“Ice cream aja gimana?”

“OK deh.”

Akhirnya gue pergi ngajak dia cari ice cream. Setelah selesei gue langsung ajak dia pulang karena hari semakin malam. Gue nggak menyangka pertemuan singkat itu nggak ada sesuatu yang spesial. Gue ngobrol juga cuma dikit, belum lagi dia cuek dan malah lebih mentingin main HP.

Hari ini baru awal sih gue ketemu dia, kalau ada kesempatan ketemu lagi gue berharap besok akan lebih baik. Dan nggak dikacangin lagi (mudah-mudahan). Inti pada pertemuan hari ini gue seneng bisa jalan bareng dia bahkan lumayan lah bisa pegang tangan walau cuma pas salaman haha kok gue jadi kayak semacam fans dia ya? Ahh sudahlah.

***


Hari berganti hari sudah sejak tiga hari yang lalu semenjak gue ketemu Dewi, gue udah jarang chat dia lagi. Gue nggak tau apa dia kehabisan kuota atau nggak. Waktu menunjukkan pukul 07.00. Sebentar lagi gue akan kuliah seperti biasa yakni pukul 09.00. OK, gue nggak akan begitu baper lagi dan gue langsung cus siap-siap kuliah.

Beberapa saat kemudian gue sampai kampus dan kepagian, hanya terlihat beberapa temen-temen gue aja yang baru datang, Badae bahkan belum kelihatan batang hidungnya. Mungkin karena dia pesek.

Di luar gue lihat ada kakak-kakak angkatan yang sedang memainkan gitarnya, salah satu dari mereka ada kakak kelas yang memang sudah terkenan main gitarnya bagus, dia memainkan melodi sedih, gue malah jadi baper lagi.

Dari jauh akhirnya gue lihat ada sosok Badak yang datang, yap Badae datang dengan wajah masih ngantuk.

“Gimana Drie? Dewi?” tanya Badae yang udah tau kalau gue pendekatan sama dia.

“Gagal Dae, dia cuek banget awal-awal mau ketemu tapi pas jalan bareng dia kayak maniak HP.”

“Hahaha cewek tipe gitu paling liat motor Drie, lu jemput pakai mobil ya dia pasti nggak bakal males-laes lah! hahaha.” canda Badae yang bener-bener menusuk.

“Hahaha ya udah deh, la emang ge punyanya motor begini, kayaknya emang gue nggak pantes buat dia (sakit).”

“Hahaha santai lu tau sendiri kan, motor gue juga lebih busyuk dari punya lu!” hibur Badae.

Gue balas dengan tertawa kecil.

“Heh Drie itu kakak kelas main melodinya gila banget ya, keren tuh, lu coba jemput dia lagi terus lu main melodi gitar macam itu!” canda Badae.

“Main gitar kepala lu! Ntar dikira pengamenlah! Wkwkwk.”

Yah tapi gue malah jadi penasaran sama Dewi, gue coba buka Facebook-nya. What? Ternyata dia udah punya pacar! Awal gue lihat dia bener-bener seperti ada melodi yang indah, melodi yang menuntun gue untuk terus maju, namun sekarang gue hanya mendengar melodi gila darinya. Walaupun yang gue denger saat ini melodi yang dimainkan oleh kakak kelas sih, tapi... apa ini yang namanya di PHP? Seorang Adrie di PHP? Sering sih (hahaha).

“Kena lu Drie?” Badae menyadarkan gue yang bengong masih shock.

“Ah? Nggak papa.. eh itu dosen udah kelihatan mau masuk kelas cari posisi yuk, posisi menentukan prestasi!” gue semangat banget kali ini buat fokus kuliah.

“OK, mata gue juga kurang jelas duduk di belakang sini nih.”

“Bentar... Dae, kalau besok gue pengen cari cewek atau pengen punya pacar pukul Dae pukul!”

“Serus? OK deh.”

“Btw nanti kita makan di Soto Bidadari yuk! Banyak cewek cantik di sana!”

BUAK. Perut gue ditonjok.

“Gue bilang besok Dae anjay lu.”

Dan dosenpun masuk ruangan untuk mata kuliahn Etnomusikologi. Gue duduk depan sambil meringis gara-gara perut cenat-cenut. Gue rasanya mau nangis tapi bukan karena ditonjok Badae, melainkan gara-gara... ‘Sakitnya tuh DI SINI.’


***


Belum ada Komentar untuk "Dewi Melodi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel